Kiat Tetap Sehat dan Tidak Bau Mulut di Bulan Puasa

0
970

Ramadan telah berjalan hampir dua minggu. Tapi kadang kita masih sering mengabaikan nutrisi dan menjaga kesehatan di bulan suci ini. Bagaimana, sih seharusnya menjaga keseimbangan agar tubuh tetap fit dan segar?

Berpuasa mempunyai manfaat memperbaiki proses regenerasi saluran cerna. Tapi saat puasa kita juga sering mengalami dehidrasi yang bisa menyebabkan turunnya daya tahan tubuh. Malah kita juga dapat terkena resiko infeksi kuman seperti sariawan dan sakit tenggorok. Penyakit ringan atau berat bisa mempengaruhi kita dalam menjalankan ibadah puasa.

Dari awal bulan Ramadan, Kemenkes RI sudah memberikan kiat-kiat agar tetap sehat berpuasa:

  • Berhenti merokok. Buat perokok, apakah ini bisa? Kalau saya pribadi, sih jadi berkurang malah enggan merokok. Biasa merokok setelah makan nasi.
  • Berbuka puasa dengan yang manis, jika perlu yang alami, tanpa gula.
  • Minum delapan gelas per hari. Setelah bangun sahur, setelah sahur, saat berbuka puasa, setelah sholat Magrib dan Isya, dan setelah makan malam. Pada waktu tersebut, sebaiknya kita minum air putih.
  • Melakukan fisik ringan selama 30 menit. Tahu dong olah raga ringan yang sesuai dengan kita.

Soal makanan bergizi maupun nutrisi, kita sebaiknya makan makanan yang seimbang. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, buah, mineral, dan air merupakan gizi seimbang yang sebaiknya kita sajikan untuk keluarga. Protein pun ada dua macam: hewani dan nabati, protein hewani memiliki asam amino lebih lengkap dan mudah diserap tubuh, namun jumlah kolesterol dan lemaknya lebih tinggi daripada nabati. Sedangkan nabati memiliki kandungan lemak tak jenuh yang lebih tinggi dibanding hewani.[1] Mempunyai kandungan isofalovon pada kedelai yang bermanfaat mencegah kolesterol jahat, penyakit tulang, menghambat perkembangan atherosclerosis, kanker, antioksidan, dan mengatasi masalah menopause.

Menurut dr. Fiastuti, Ketua Department Ilmu Gizi RSCM FKUI yang menjadi narasumber pada acara yang diselenggarakan Mundipharma, 21 Mei 2018, Bendara Restoran, Jakarta, maksud menghindari minuman manis karena bisa mempercepat munculnya rasa lapar. Ketika berbuka, kurma, kolak, dan teh manis bisa mengganti kadar glukosa darah yang sudah turun.

Ia menyarankan jadwal makan pada bulan Ramadan agar tubuh tetap sehat. Sebaiknya makan sahur pukul 03.00 – 04.00, sebesar 30% menyantap hidangan besar, 10% untuk makanan kecil sebelum imsak, dan minum 2 -3 gelas, hindari minuman manis dan pilih sesuai suhu tubuh (standar 37 derajat). Untuk berbuka, makanan manis 10%, makanan lengkap 30%, makanan kecil 10%, dan minum 3 – 4 gelas. Setelah Tarawih, kita dapat menyantap kembali makanan kecil 10% dan minum 1- 2 gelas air putih.

Makanan lengkap yang dimaksud berkomposisi: nasi, roti, kentang atau bihun (karbohidrat); ikan, ayam, telur, tahu atau tempe (protein); minyak (lemak); sayur dan buah; 3 – 4 gelas air putih. Jumlah makanan ketika puasa perlu disesuaikan dengan kondisi setiap individu. Paling penting adalah kita tidak kekurangan nutrisi dan cairan, pemilihan jenis makanan dan suhu minuman yang tepat.

Selain mengkonsumsi makanan dan minuman yang tepat, kita perlu mencegah bau mulut dan sakit tenggorok.

 

Cara Cegah Bau Mulut dan Sakit Tengorok

 

Meski berpuasa, saat travelling pun atau bertemu klien dan lainnya, semoga bau mulut tidak menjadi kendala menjalankan aktivitas. Menurut dr. Fiastuti, kita perlu sikat gigi secara benar, dengan menyikat seluruh permukaan gigi dan lidah serta menggunakan dental floss, untuk memastikan tidak ada makanan tersisa.

Sisa makanan ditambah asam akan menjadi lahan subur buat bakteri. Gigi berkawat dan palsu pun juga rentan terhadap bakteri jika tidak menyikat gigi secara benar. Gigi palsu perlu diperlakukan selayaknya gigi asli. Selain itu, kita perlu berkumur dengan cairan bahan yang mengandung antiseptik. Sebab, pada waktu berpuasa resiko infeksi akibat kuman atau bakteri lebih tinggi. Jadi kita perlu yang bisa mengontrol pertumbuhan bakteri. Mengapa kita tidak dianjurkan makan ataupun minum yang manis? Sebab, makanan maupun minuman akan meninggalkan karies pada gigi.

Bau mulut pada bulan puasa disebabkan pasokan cairan dan  air liur berkurang serta gerakan mengunyah yang berkurang, sehingga bakteri subur dan menyebabkan bau mulut. Berkumurlah sampai tenggorok atau yang dikenal dalam bahasa inggrisnya gargling. Berguna untuk menurunkan angka infeksi saluran nafas sampai 36%. Di negeri Sakura, Jepang, berkumur direkomendasikan oleh pemerintahnya untuk mencegah influenza. Dan, sakit tenggorok merupakan gejala awal sakit flu.

Sebaiknya sikat gigi dan berkumur setelah sahur, saat mau tidur, dan setelah berbuka, minimal dua kali sehari.

 

Diperlukan obat kumur yang mengandung Povidone iodine (antiseptik 1%) agar bisa mencegah gusi bengkak, sariawan, bau nafas, dan sakit tenggorok. Obat  kumur apa, sih yang berbahan Povidone iodine? Sudah tahu dong Betadine obat kumur?

 

 

Dengan ukuran dan packaging yang pas dan tidak berat dbawa saat traveling, menurut saya Betadine bisa menjadi perlengkapan yang sesuai. Mengapa Betadine? FYI, Betadine telah hadir di dunia lebih dari 50 tahun dan pernah terpilih sebagai antiseptik yang dibawa oleh Apollo XI yang digawangi Neil Amstrong pada tahun 1969.  dr. Mery Sulastri, Educator & Trainer Mundipharma Indonesia yang juga hadir pada waktu bersamaan, menjelaskan  BETADINE adalah obat kumur yang terbukti dapat mengembalikan kadar flora normal dalam 120 menit .

Berkumur memakai Betadine juga memiliki spektrum yang luas, efektif membunuh kuman, dapat mengendalikan infeksi dan mencegah, dan kuman penyakit lainnya. Hanya dalam hitungan 15 – 30 detik, Betadine mampu membunuh kuman atau bakteri.

Cara berkumurnya pun mudah:

  1. Tuang cairan Betadine sebanyak 15 mil
  2. Tengadahkan kepala 45 derajat
  3. Buang nafas melalui mulut dan tahan 30 detik, lalu buang

Jika tidak terbiasa gargling, awalnya bisa latihan  menggunakan air biasa. Dan apabila cairan Betadine tertelan pun, tidak apa-apa, cukup minum air putih yang banyak.

Dan, jangan lupa juga untuk menghindari makanan pemicu radang, seperti makanan pedas, berminyak, asam dan terlalu panas, merokok, dan kafein.

Selamat berpuasa.

[1] Sumber: Kemenkes RI

Water photo by Erda Estremera