Cerita Secangkir Kopi

0
766

kopi

Kamu selalu harum, menggoda, dan menganggu adrenalin. Hadir di setiap pagi yang ramai. Di setiap malam yang katanya hening. Atau di sore yang menanti pulang. Kamu bilang semua yang terlihat di depan mata akan punah secara lambat atau kilat, kecuali riwayatnya. Untuk membaca riwayat, kamu menganjurkanku tuk menyerapmu perlahan-lahan. Agar bisa terus membaca riwayat, kamu berbisik di telingaku,”Mari belajar bertahan.” Karena di setiap waktu terus melahirkan riwayat. Untuk menyimpan pustaka kisah, manusia perlu saling mencintai dan saling menguatkan di antara ketidakberdayaannya. Di antara yang hangat dan yang dingin. Di antara yang kental dan cair. Di antara yang asam dan tak kecut. Di antara yang pahit dan manis. Dan di antara cuaca yang kerap datang seenaknya. Apa bedanya  secangkir kopi dengan kisah manusia? Maka, aku menuliskannya

Bagiku kopi memiliki esensial yang memicu sensasional. Dan aku sebagai manusia, senang menyajikan pencetus pemicu seraya merangkai mereka, para pembuat ceritanya sendiri. Karena hal tersebut, membuatku belajar kreasi,terus bertahan hidup, dan bercinta. Karena cinta ialah kehidupan dan lirih kalimat sang kopi,”Kita adalah satu yang saling mencintai secara diam-diam dan otomatis.”

Hingga kini, aku tak pernah berhenti mencintai kopi. Aku jatuh cinta dan tak berdaya!

 * Ditulis untuk #DibalikSecangkirKopi @IniBaruHidup

* Akun facebook: https://www.facebook.com/chalinop

* Akun Twitter : https://twitter.com/Chalinop

Di Balik Secangkir Kopi