Bisa dibilang berkat teknologilah, seni dapat dinikmati lebih menyenangkan. Teknologi digital pada zaman milennial punya peran sebagai jembatan sekaligus penambah ruang presentasi seni. Dan tahun 2019 karya seni digital yang hadir dan tidak boleh diabaikan ialah “teamLab Future Park and Animals of Flowers, Symbiotic Lives” – Future Park Jakarta – sebuah pameran seni interaktif yang digelar pada tanggal 20 Juni – 20 Desember 2019, Lantai 2 Gandaria City, Jakarta.
Apa sih yang dimaksud pameran seni interaktif itu? Sering lihat, dong, film animasi yang semarak pada era 80-an, nah animasi ini merupakan bagian dari seni digital. Penggunaan teknologi komputer pada seni gambar berdasarkan pakem dasar seni rupa atau seni komputer pertama kali dipertunjukan oleh Joan Shogren, San Jose University, California, 6 Mei 1963.
Mengikuti perkembangan digital yang semakin pesat, membuat ruang ekspresi kreatif semakin luas , bebas dan tak terbatas. Sehingga suatu karya seni bisa dinikmati secara fisik, yang berarti kita tidak hanya melihat dan mendengar tapi bisa bersentuhan dengan karya tersebut dan mendapatkan ‘respon’.
Bayangkan titik-titik, garis-garis, bidang, tekstur, warna, cahaya, dan suara yang dipadu dalam seni rupa menjadi hewan-hewan di taman bermain dan kita dapat menyentuhnya. Lalu, jika kita menyentuh salah satunya, hewan itu akan berlari atau menoleh ke arah kita seraya tersenyum. Contoh inilah yang disebut seni interaktif.
Serupa dengan 600 seniman, musisi, dan programmer yang bergabung dalam teamLab Future Park. Mereka menggabungkan animasi, musik, dan digital. Sejak tahun 2011 sampai saat ini, mereka telah membuahkan karya instalasi seni digital interaktif di Jepang, Singapore, Thailand, dan lainnya. Pada tahun 2019, teamLab Future Park membawa 5 karya instalasi berkonsep bermain dan edukasi, untuk semua usia. Interaksi yang terjadi tidak hanya antara pengunjung dan karya tersebut, tapi pengunjung juga dapat berinteraksi dengan pengunjung lain.
“Pengunjung bisa bermain dengan teman bahkan pengunjung lain, itu akan lebih menyenangkan. Disitulah pengalamannya,” tutur Akitae Matsumoto – CEO teamLab Kids, teamLab Future Park.
Lima karya instalasi disesuaikan dengan keberagaman budaya Indonesia yang bersinggungan dengan lingkungan atau alam semesta, serta punya makna dan pesan tersendiri. Setiap karya instalasi diselesaikan sekitar 1 tahun lebih, keseluruhan proyek menghabiskan waktu selama 5 tahun.
Sebetulnya teamLab Future Park pernah hadir 2 tahun lalu di Plaza Indonesia. Namun Mervi Sumali, CEO SGE Live menghadirkan kembali agar dapat menjangkau masyarakat lebih luas dalam menikmati pengalaman yang sangat menyenangkan ini. Ia pun punya pendapat bahwa orang-orang di masa depan akan menikmati bentuk seni seperti pertunjukan seni interkatif “teamLab Future Park and Animals of Flowers, Symbiotic Lives”.
5 Karya Instalasi Future Park Jakarta
Sudah terbayangkah pameran seni seperti apa membaca judul perutnjukan:“teamLab Future Park and Animals of Flowers, Symbiotic Lives”?
Hewan-hewan, dedaunan, bunga, air, musik, dan lain-lain yang terpampang bagai sebuah taman bermain yang luas. Bidang seluas 2500 meter di Gandaria City bakal membawa kamu menikmati suara alam dan perilaku semesta yang punya setiap kisah. Antara satu dengan lainnya saling berkaitan, tidak berbeda dengan hubungan manusia dan manusia.
Lima (5) karya Instalasi Future Jakarta Park terdiri dari:
1. Animals of Flowers, Symbolic Lives.
Secara pribadi instalasi Animals of Flowers, Symbolic Lives-lah yang paling mengesankan sekaligus menggegarkan pikiran. Warna-warna pada setiap tekstur begitu memukau, ditambah suara suara seperti suara alam asli yang amat tenang, gerak hewan-hewan yang berjalan dan berlari secara cantik, dedaunan dan bunga-bunga yang jatuh perlahan sangat menggetarkan, dan cahaya yang menggemaskan.
Saya sarankan pertama kali masuk, usahakan tidak menyentuh hewan-hewan yang tampak seperti berada di taman bermain. Nikmati tubuh mereka yang masih utuh, yang bergerak apa adanya menyemarakan bumi. Setelah itu sentuh tubuh salah satu dari mereka, lalu saksikan bagaimana satu per satu bagian tubuh itu jatuh perlahan dan menjadi tebaran dedaunan. Dari segi visual, dedaunan yang gugur tersebut merupakan keindahan. Saya menyebutnya kehancuran yang indah.
Namun seni interaksi pada instalasi ini punya pesan dan makna yang menusuk hati. Saat menyentuh tubuh hewan, perhatikan elemen-elemen daun yang bertebaran, setelah berpendar, mereka menjauh, lalu sirna. Pesan dari instalasi Animals of Flowers, Symbolic Lives ialah jika menganggu hewan-hewan, maka bumi dan kehidupan akan hancur – apa yang kamu rusak akan berdampak pada bumi. Secara personal, saya mengambil maknanya: Apa pun yang manusia lakukan dan rasakan akan berdampak pada semesta, baik itu perilaku kebaikan maupun kebodohan. Sebab semua makhluk hidup atau isi semesta saling terkait satu sama lain.
2. Graffiti Nature: Lost, Immersed and Reborn.
Karya seni instalasi ini akan mengajak kamu bermain dengan paus dan hewan-hewan yang hidup di air lainnya. Ikuti ke mana paus itu berenang dan cobalah duduk di atasnya. Itu sangat menyenangkan!
Graffiti Nature: Lost, Immersed and Reborn mengenai ekosistem yang berkesinambungan. Ada ruangan tempat untuk menggambar dan mewarnai. Gambar kamu akan muncul di layar dan lihat proses makan-memakan yang terjadi. Jika gambar hewan kamu dimakan oleh binatang laut lain, maka jumlahnya akan bertambah. Jika tidak dimakan, hewan itu akan mati.
Satu lagi yang bikin happy. Saat kamu diam berdiri di atas layar, akan muncul bunga-bunga yang tumbuh mekar dan berpencar. Kalau kamu berjalan, kupu-kupu akan berkumpul pada bunga-bunga yang tumbuh itu, sementara itu buaya-buaya akan mati bila sering kamu injak.
3. Sliding through the Fruit Field
Aha, karya instalasi ini bikin saya teriak lepas.
Ada sebidang objek berbentuk miring atau sering kita sebut perosotan, tapi instalasi menyebut “lereng”. Ketika tubuh meluncur muncullah bola-bola yang terpental, lalu tumbuhlah buah-buahan. Percikan yang hadir, keluar dari bola dan buah-buahan itu bagaikan kemeriahan hidup.
Kerennya di sini, kamu yang meluncur punya peran sebagai “matahari”, energi kehidupan. Sewaktu tubuh meluncur dan terbentur bola-bola, berarti kamu sedang mentransferkan energi kepada bola-bola itu. Kemudian, mereka akan terpental ke berbagai arah, dan jika membentur benih, maka tumbuhlah buah-buahan.
“Menghadirkan kehidupan” menjadi makna yang dalam. Bagaimana jika matahari tidak bersinar kembali?
Karya seni instalasi yang juga menyenangkan!
Ruang aquarium bakal membiarkan kamu menjadi hewan laut yang kamu inginkan dan membebaskan berenang, bermain bersama hewan laut lainnya.
Menurut saya, hasil gambar atau mewarnai sekacau apa pun, tetap menjadi cute dan fun di layar aquarium. Jangan sampai tidak melakukan aktivitas ini!
Gambar yang kamu buat akan di-scan, lalu muncul di layar. Nikmati kesenangan berenang-renang di dalam laut yang begitu hidup.
Hideaki, teamLab Future Park 2013 menciptakan orkestra yang meriah pada instalasi ini.
Pantulkan bola kamu pada bola di atas, maka bola tersebut akan berhubungan satu sama lain dan mengeluarkan warna yang berbeda. Jika ingin mendengarkan suara orksestra, gelindingkan bola kamu pada bola lainnya, maka akan muncul suara-suara orkestra.
Menikmati karya seni yang keren itu seperti orang sedang jatuh cinta. Senangnya bukan main, berlipat-lipat! “teamLab Future Park and Animals of Flowers, Symbiotic Lives” sukses bikin saya jatuh hati dan jadi nagih untuk datang lagi.
Ohya, untuk menikmati pameran seni digital Future Park Jakarta kamu bisa puas bermain dan berinteraksi selama 1,5 jam – mengikuti jadwal. Tiket bisa dibeli online melalui http://sgelive.com/ cek Instagram @futureparkjakarta atau datang langsung ke booth tiket yang tersedia di lantai 2, Gandaria City.
Selamat bersenang-senang dan hidup kembali!
Untuk mengenal teamLab Future Park bisa mampir ke https://www.teamlab.art
Thank You Dear SGE Live, teamLab, dan Inke Maris Associates
http://https://www.youtube.com/watch?v=X4QvxqAS5HI
“Seni digital adalah bentuk seni rupa kontemporer di mana teknologi komputer dimanipulasi untuk membuat suatu karya yang berbeda.”
~ The Columbia Electronic Encyclopedia