18 September 2016, Malaka Hotel, Bandung. Hari itu kota Bandung hujan. Sekelebat memori muncul satu per satu. Sekejap pula mereka runtuh oleh kehadiran tangan yang erat mengenggam tangan saya. Dan setumpuk kenangan bertambah karena keterlibatan bangunan berusia 5 tahun yang memoles tubuhnya begitu cantik.
Bandung. Suatu kota yang berada pada ketinggian 768 meter di atas permukaan laut dikenal sebagai salah satu kota kreatif. Kuliner dan seni adalah 2 hal yang melekat di kepala orang yang mengaitkan kreativitas bila terucap nama kota Bandung. Lainnya yang tidak kalah terkenal ialah udara yang sejuk dan tempat wisata. Dengan letak kota 107 0 bujur timur dan 6 0 55’ lintang selatan menjadikan Bandung memiliki panorama yang indah. Tempat penginapan dan resto/cafe pun kian bertebaran, mengeratkan Kota Bandung sebagai tujuan destinasi wisata di Jawa Barat.
Trans Studio, Jalan Braga, Gedung Sate, Situ Patenggang, Kawah Putih, Indo Wisata Permata, Farm House Lembang, Tebing Keraton, dan lainnya merupakan tempat wisata menarik yang mendatangkan wisatawan ke kota ini. Sedangkan, kawasan Burangrang, Cihampelas, Asia Afrika, Dago adalah tempat kuliner yang paling digemari dari sejak dulu sampai saat ini. Tak kalah yang menjadi incaran wisatawan saat ini, yaitu Budget Hotel. Soal harga seperti menjadi faktor utama bila kita melakukan perjalanan wisata ataupun sekadar berkunjung keluarga.
Harga mungkin saja yang pertama dilirik namun kamar dan desain ruang juga bangunan yang cathcy bisa bikin penasaran pencari tempat penginapan. Terlebih lagi dengan foto-foto instagramable yang makin memicu mereka memilih sebuah hotel. Menurut pengalaman saya hal yang mendasari hotel-hotel ber-instagramable adalah sebuah konsep. Tidak hanya konsep arsitektur, tapi juga interior, target tamu, strategi dan manajemen hotel yang membuat suatu hotel jadi disukai. Malah tamu tanpa ragu kembali berkali-kali untuk menginap di hotel tersebut.
Percaya atau tidak, bagi saya, semua itu dapat memberikan kenyamanan dan kesan maupun ingatan yang kuat. Jujur, Malaka Hotel telah lama bikin saya naksir dengan penampilan foto-foto desain hotel dan event yang instagramable. Ada beberapa nama hotel dengan desain yang cantik dan instagramable di Bandung. Tapi tidak semuanya berkategori bujet hotel dan bikin bergetar di hati.
Saat melirik Malaka Hotel, hal pertama yang menarik perhatian saya adalah arsitektur gedung yang dilapisi banyak kaca. Kaca-kaca tersebut memantulkan cahaya matahari yang bagi kepala saya itu berupa energi. Dari pantulan kaca pun dapat melihat aktivitas orang di sekitarnya. Kebetulan, potret yang saya lihat itu mengambarkan keramaian pesta yang dilatarbelakangi pernikahan dua manusia. Dekorasi yang ditata pun begitu apik dan cantik. Dan itu memikat mata saya. Sayangnya foto tersebut tidak saya tampilkan di postingan ini. Bisa di-cek ya di Instagram-nya Malaka Hotel.
Saya merasakan warna putih yang kental yang membawa saya masuk ke dalam peristiwa tersebut. Nuansa putih memang kerap digunakan dalam suatu acara yang sakral seperti pernikahan. Bangunan Malaka Hotel ‘penuh’ atmosfir berwarna putih dan sangat terkesan bersih juga rapi. Padahal dindingnya berwarna abu-abu..
Setelah memasuki area Malaka Hotel, saya sempat mengeryitkan mata memandang dua bangunan. Saya kira Malaka Hotel hanya berdiri satu bangunan, ternyata ada dua bangunan yang saling berhadapan. Satunya, bangunan yang dipenuhi dinding kaca (untuk event dan ruang meeting), satunya lagi bangunan hotel. Desain pintu masuk (lobi) hotel sedikit unik karena tidak simetris seperti hotel-hotel lainnya. Dindingnya berwarna abu-abu dan berwarna putih pada tepi kacanya.
Ruang tunggunya berdekatan dengan reception dan ruang makan (untuk breakfast) dan ini sepertinya dibiarkan tanpa sekat. Ceiling ruang makan mengikuti puncak bangunan paling atas sehingga udara dibiarkan bebas masuk dan ruang menjadi terang.
Ada satu sisi yang saya sukai di lantai dasar ini; satu meja berbentuk setengah yang di atasnya menempelkan foto-foto beberapa momen yang pernah terjadi pada tamu Malaka Hotel. Adanya Pot besar berwarna putih di sampingnya membuat sisi itu terasa manis dan segar.
Lain lagi rasanya ketika berada dalam kamar. Tidak ada abu-abu di sini, tapi ada sederhana, putih, bersih, dan kenyamanan. Apalagi berdiri di balkon, di sini bisa menikmati udara, menciumi bau dedaunan basah (saat setelah hujan), dan menatap langit Bandung yang menyenangkan. Lemari pakaian, kulkas, meja, dan bathroom dirangkai secara minimalis sehingga tidak sempit. Saat tidur siang saya bisa memandang tirai jendela yang sengaja dibuka agar tampak langit yang selalu saya suka.
Hotel berkonsep beauty minimalist ini punya 46 kamar Superior dan 2 kamar Suite. Setiap kamarnya tersedia wi-fi yang kenceng banget, begitu pula di lobi. Fasilitas lainnya; dry cleaning & laundry, self-serve laundry, daily newspaper, dan akomodasi arrival/departure/transfer.
Malaka Hotel memiliki fasilitas business centre dan ruang meeting. Ada 4 macam ruang meeting yang bisa menampung sampai 300 orang. Hanya ruang meeting berkapasitas maksimal 10 orang berada menyatu dalam bangunan hotel. Lainnya terletak pada bangunan cantik yang berfungsi sebagai tempat kegiatan event. Event/meeting maupun wedding hotel mempunyai harga paket yang sudah termasuk makanan dan bisa dilihat di website http://www.malakahotel.com/
Kesan fresh dan luang pada Malaka Hotel dilihat dari bangunan yang cantik, unik dan memantik. Arsitektur bangunan event memiliki halaman yang luas dan sebuah dinding yang dibiarkan polos. Dinding tersebut biasa digunakan sebagai latar dekorasi pelaminan atau backdrop lainnya sehingga konsep yang dibuat siempunya acara bisa tampil utuh dan berdiri sendiri. Hotel bekerjasama dengan beberapa vendor dekorasi yang bisa ditawarkan kepada kita. Menu makanan pun menyesuaikan pilihan kita yang itu menentukan harga paket.
Soal lokasi, Malaka Hotel terletak cukup strategis dan tidak sulit menemukannya. Dekat pula dengan kawasan kuliner, Jalan Burangrang. Hotel sendiri memilki sebuah cafe yang tempatnya tidak kalah cozy dengan kamar dan bangunannya.
Valkenet Cafe, Malaka Hotel
Berbentuk segi panjang dan open air. Hal pertama yang membuat mata pengunjung tertuju pasti pada artwork berupa origami di atas bar (ceiling cafe). Dengan desain ruang terbuka, saya malah berimajinasi karya berbentuk burung-burung itu sedang terbang bebas di antara kita. Tapi cafe yang terbuka ini memang enak untuk merasakan angin Bandung yang sepoi-sepoi. Ditambah kabel listrik (colokan) yang ada di setiap meja dan fasilitas wi-fi. Kalau kita ke cafe hal yang paling dicari pasti colokan, kan?
Berbagai menu barat, Indonesia, dan modifikasi Chef dan pemilik cafe bisa dipilih untuk breakfast, lunch, and dinner. Atau sekadar untuk ngopi. Kopinya pun bukan kopi biasa tapi kopi pilihan yang berkualitas dengan roaster yang baik. Minum kopi Toraja maupun kopi lokal lainnya diproses secara manual. Minuman kopi yang direkomendasikan; Expresso.
Kalau ingin minuman segar, bisa mencoba Button Candy dan Smoothies (yang ini saya sangat rekomendasikan).
Tamu hotel atau publik juga bisa datang menikmati menu breakfast yang bertema “Healthy Breakfast”. Untuk makanan pagi, cafe mengunggulkan menu dengan bahan Yogurt. Saya pun jatuh cinta pada “London Line” dengan kombinasi yogurt, pisang, semangka, chia seeds, crunchy granola, dried apricot, dan raisin. Disajikan dengan crackers, wortel, ketimun, dan madu. Biasa saya tidak begitu suka makan yogurt tapi yogurt buatan cafe ini berbeda. Suguhan buah-buahan yang segar dan lainnya membuat London Line tidak terasa enek namun lidah mendapatkan rasa yang seimbang. Plus Crunchy, fresh, dan delicious! O, ya buah-buahan dan sayuran di cafe ini diambil langsung dari perkebunan di Jawa Barat
Menu rekomendasi lainnya adalah Fish/Meat Nachos dan Rice Bowl dengan aneka pilihan selera.
Wisata Sepeda dan Kuliner Malaka Hotel
Saat ini, Ridwan Kamil mempunyai program “Wisata Sepeda” yang dibuat untuk meningkatkan pariwisata kota Bandung. Ada 20 hotel di Bandung yang diajak untuk mengeksekusi program ini. Dan Malaka Hotel termasuk salah satunya dan telah siap menjalankan program wisata sepeda.
Konsep program wisata sepeda merupakan wisata sejarah sambil bersepeda mengililingi rute kota Bandung. Malaka Hotel dibantu komunitas Aleut yang memahami betul sejarah Kota Bandung. Rute wisata sepeda: Sentral Bis – Gedung Merdeka – Pendopo Bandung – Jalan Rana – Jalan Kasim.
Sedangkan wisata kuliner punya rute: Palasari – Asia Afrika – Alun-alun – Braga – Balai Kota – Taman Vanda – Veteran. Konsepnya juga bersepeda seraya mencicipi kuliner Jawa Barat. Wisata kuliner memang belum berjalan, direncanakan bulan depan bisa direalisasikan.
Bayangkan betapa asyiknya menginap di suatu hotel yang cozy sekaligus dapat menyelusuri sejarah dan kuliner Bandung..
Malaka Hotel Bandung:
Jl. Halimun No.36, Palasari, Bandung
Hotelnya kereeen,
spot2 buat foto juga unik dan artistik
smoga bisa nginep dimarih amin 🙂
aku sebelum kesini udah jatuh hati…Aamiin semoga bisa meninap di sini Mas bersama keluarga
selain intagramble hotelnya juga asyik ya mba kelihatannya. Pencahayaannya juga banyak. suka deh. hmmm kayaknya bakalan seru nih staycation di sini..
kamarnya enak, dan cafenya juga..luang banget ruangannya
tertarik sama garasi buat sepeda 🙂
tante, fotomu keren2, apalagi yang dari atas…
view-nya pas banget
iya dunk tante sari gitu loh..haha..pake perasaan motonya..halagh..yg sepeda itu seru loh ada wisata sejarahnya
Hotelnya cakeppp,,liat dari viewnya sepertinya nyaman banget.
nyaman beneran, mel
Lutuuuu! Pengem banget nginel di sini dan hunting foto euy! Dijadwalkan ah segera.
silahkeun jeng
Iiiih baru tau kalau ini hotel unyu banget!! Sangat instagramable & itu nachos bikin ngileer mbaaa *glegh* Cafenya juga bagus yaa.. Aaah jadi pengen kesini kalau ke Bandung
Aku jatuh cinta sm hotel ini sejak lihat di IG
eh ini yg di jalan halimun itu ya, cakep juga dalemnya
cakep dalamnya pak
Pertama cari hotel untuk liburan nnti .. pas buka pas langsung jatuh hati .langsung dech booking. moga nnti tgl 31des ‘1jan 2017 ..amin