Berbuka puasa di bulan Ramadan bersama anak yatim merupakan anugerah bagi orang-orang yang diberikan kesempatan oleh Allah SWT. Jujur, puasa kali ini adalah kali pertama saya merasakan berbuka bersama anak yatim. Keinginan saya ini seperti langsung dijawab oleh Tuhan dan semesta. Saat mendapatkan undangan dari Adaro Grup melalui Simbok Venus yang menyebutkan “berbuka puasa bersama 1000 anak yatim” tanpa banyak tanya saya langsung mengiyakan. Menariknya lagi, salah satu staf PT. Adaro Energy, TBK mengatakan bahwa bakal ada kejutan untuk 1000 anak yatim yang hadir di GOR Soemantri Brodjonegoro, 17 Juni 2016, Jakarta.
Kejutan untuk anak yatim. Awalnya, saya bertanya dalam hati, “apakah kejutan yang biasa saja?” Tak lama, saya memandangi seluruh hall dan para manusianya yang berada di sana. Ada atmosfir yang lain. Keramaian yang tak sekadar pecah dalam euforia berkumpul ataupun kemegahan material dan properti. Karena memang tidak ada yang megah, tapi berupa penyajian yang sangat sederhana. Dan biasanya dari hal-hal sederhana itu mampu membuat pikiran dan hati manusia menjadi meriah. Ini menurut saya, loh!
Saya sempat mendengarkan Tausiyah dari Ustaz Kang Rashied (sebelum Magrib) dengan poin yang sederhana: bahwa manusia sebaiknya “berPIKIR, berDZIKIR, dan berIKHTIAR”. Segala rintangan, masalah, dan cobaan adalah tangga untuk manusia naik kelas. Satu cobaan terlewati, manusia berhak naik kelas yang melengkapi kekayaan perjalanan hidupnya. Sepertinya pun mengenai 3 hal tersebut, saya tidak perlu menjelaskannya lagi.
Adzan Magrib akhirnya tiba. Kotak –kotak makanan pembuka dibagikan. Mata-mata tertuju pada makanan dan anak-anak yatim yang duduk rapi dan menikmati hidangan. Di antara mereka, Garibaldi Thohir, Presiden Direktur PT. Adaro Energy, TBK dan tamu undangan lainnya (termasuk Sandiaga Uno), duduk bersama 1000 anak yatim yang berasal dari 30 Panti Yatim Piatu. Kemudian mereka sholat Magrib bersama.
Setelah sholat Magrib, pasti ada makan lagi. Kebetulan saat mengambil makanan, saya sempat bertemu dengan Boy Thohir. Dia hanya mengatakan, “Terima kasih ya sudah datang. Ayo makan yang banyak biar gemuk.” Hahaha. Ucapan seperti ini sering saya dengar baik dari orang terdekat saya maupun yang tidak. Kurus atau gemuk itu bisa jadi pilihan ataupun bukan pilihan. Terpenting hidup saya lebih bahagia dari sebelumnya. Ukuran tubuh kurus justru membuat orang-orang jadi perhatian. Perhatian atau prihatin ya?. Hahaha.
Sebelum ke acara selanjutnya, Boy Thohir memberikan pembuka dengan bercerita bahwa sebenarnya di awal dia ingin menurunkan jumlah anak-anak yatim yang akan diundang. Kegiatan berbuka puasa bersama 1000 anak yatim memang dilakukan setiap tahun. Karena situasi dan kondisi perusahaan yang sedang menurun, sempat terlintas di kepalanya hanya mengundang ratusan saja. Sampai beliau tersadar bahwa meski bisnis sedang tidak baik, kebiasaan mengundang 1000 anak yatim harus tetap berjalan. Ada uang banyak ataupun sedikit, jangan berhenti untuk memberi kepada yang membutuhkan. Soal memberi pun saya teringat kutipan Mother Teresa ““Everything that is not given is lost.”
Boy Thohir juga bercerita ingin membuat acara berbuka puasa yang tidak biasa yang tidak mainstream. Muncul lah ide kejutan. Suatu kejutan yang diperolehnya dari cerita keinginan anak-anak yatim yang ditemuinya sebelumnya. Dan beberapa menit kemudian, ruangan besar itu berubah menjadi ruang konser yang mengejutkan dan menyenangkan. CJR adalah sebuah nama dari grup band yang terdiri dari 3 anak lelaki yang berangkat remaja. Saya sempat terkejut juga melihat keramaian anak-anak yatim yang girang setengah mati saat melihat kemunculan CJR. Mereka turut bernyanyi, berlompat-lompat, bahkan berlarian ke sana ke mari sambil menari. Jelas sekali terlihat betapa senangnya mereka. Itu merupakan pemandangan yang berbeda dari sudut mata saya. Setiap orang butuh hiburan, terlebih lagi anak-anak.
Kebutuhan manusia memang tidak hanya kebutuhan pokok saja, kebutuhan hiburan adalah pelengkap jiwa yang tak ternilai. Hiburan yang berasal dari mana saja. Entah itu dari seni, sastra, pemandangan alam, musik, dan lainnya yang bukan sekadar hiburan biasa.
Keinginan menonton CJR tidak saja dipenuhi oleh Adaro Grup, tapi juga dari segi menu makanan. Keinginan mereka menyantap salah satu bakmi yang telah terkenal sejak dulu juga disediakan oleh Adaro Grup. Hidangan yang tidak mewah tapi bisa memberikan kemewahan tersendiri melihat keceriahan anak-anak yatim tersebut menyantapnya.
Satu lagi yang membuat saya tekejut adalah dua orang teman saya: Haya dan Mbak Katerina berjoget-joget saat CJR menyanyikan lagu hits mereka. Olala. Everybody happy. What a wonderful nite.
Adaro Energy
Adaro Energy, Tbk adalah perusahaan tambang batu bara di Kalimantan Selatan. Memiliki CSR yang bergerak membantu sekitar di bidang sosial, pendidikan, ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan sosial budaya. Perusahaan ini mendukung pengembangan karet kualitas tinggi. Lembaga keuangan mikro dan program pertanian terpadu. Adaro Grup juga bekerjasama dengan organisasi-organisai pemuda sekitar dan memberdayakan mereka (270 orang) menjadi pengusaha sanitasi. Turut mendorong pembentukan APPSANI, organisasi sanitasi di Tabalong dan Balangan yang bertujuan memenuhi kebutuhan sanitasi yang layak. Adaro Energy pernah mendapatkan penghargaan “International Apple Awards” kategori Best Environment Practice di tahun 2014. Begitulah sekilas dari CSR PT. Adaro Energy, TBk .
Meriah sekali acaranya ya Mbak Sari. Perasaan Baru kali ini saya lihat orang buka puasa mengundang Band. Alhamdulilah anak-anak bahagia ya 🙂
Iya Mbak..aku pun sneeng lihatnya
Horeee Sari tekejooot. Kalo Sari yang joget jempol kakinya jadi gak kelihatan. Curaaang hahaha! :))
hahahha..padahal gw juga enjoy banget ya denger mereka nyanyi..hahaa..