Kejutan bagi saya setelah melihat secara langsung wisata Kota Pangkalpinang. Kota yang memesona, cantik, dan masih tersirat kuat arsitektur kolonial dan kini dipadu gaya modern. Awalnya saya menganggap Pangkalpinang memiliki tempat wisata yang biasa-biasa saja. Ternyata dugaan saya salah. Pesona Pangkalpinang meninggalkan hutang tempat-tempat wisata yang belum saya kunjungi. Dan banyak cerita yang perlu diungkap satu per satu selama perjalanan saya dan Kelas Blogger ke #PesonaPangkalpinang. Jika Walikota Pangkalpinang, Muhammad Irwansyah tidak memperkenalkan Pangkalpinang, betapa sayangnya saya tidak melihat keindahan alami dan sejarah di atas tanah itu.
Kota Pangkalpinang memiliki sejarah yang menarik dan masih terjaga sangat baik oleh masyarakat dan Pemda Pangkalpinang. Kota Pangkalpinang pernah menjadi wilayah kekuasaan Inggris, Belanda, Jepang, Kerajaan Sriwijaya, dan Majapahit. Pada masa Belanda, ibukota Karesidenan Bangka terletak di Muntok. 3 September 1939 dipisahkan pengelolaan timah, administrasi, dan Pemerintahan dan memindahkan Ibukota ke Pangkalpinang. Sampai sekarang Kota Pangkalpinang menjadi daerah otonom (pusat pemerintahan, perdagangan, dan sebagainya).
Menyelusuri sebagian obyek wisata Kota Pangkalpinang memang tidak terlepas dari ‘bau’ Kolonial, Kerajaan, Sumatera Selatan, Tionghoa, dan Timah. Kali ini saya bercerita tentang rumah sejarah yang saya kunjungi. Tiga rumah berunsur sejarah yang sangat menarik bila kamu datang ke Pangkalpinang dan Muntok.
Rumah Pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta
Untuk mencapai ke tempat obyek wisata sejarah ini, melewati jalan berkelok-kelok, turunan dan tanjakan yang mirip Roller Coaster atau Kora-kora di Dunia Fantasi. Namun, terbayar dengan menginjakkan kaki di Rumah Pengasingan yang dikelilingi laut dan gunung/bukit Menumbing.
Rumah yang terletak Di Bukit Menumbing, Mentok, Bangka Barat pernah menjadi tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta – saat asgresi kedua di tahun 1948-1949. Rumah besar ini terlihat megah dan kokoh. Hal pertama yang menarik dan seksi ketika masuk ke rumah ini ialah mobil klasik Ford De Luxe 8 berwarna hitam. Yang ternyata sudah tidak ada lagi mesinnya, hilang entah ke mana. Terpenting kerangkanya masih dapat bertutur bahwa Bung Karno dan beserta ajudannya pernah ada di dalamnya.
Terdapat juga , foto-foto para tokoh tertempel di dinding juga bercerita tentang peristiwa yang mereka cetuskan. Tokoh-tokoh yang pernah mengunjungi dan mengadakan pertemuan dengan Bung Karno dan Bung Hatta di Rumah Pengasingan. Selain rentetan foto, saya menemukan surat penghargaan Bung Karno tentang masyarakat Bangka. Singkat isinya:
“Rakjat Bangka njata bersemangat republikein, njata berkehendak Bangka masuk dalam daerah Republik.”
Saya sekilas mendapatkan apa yang pernah terjadi di tahun tersebut. Saya pun jadi membayangkan raut wajah Pemimpin Negara Indonesia itu ketika menuliskannya. Pasti penuh kebanggaan dan senyuman.
Di Rumah Pengasingan, dibiarkan barang-barang, desain, dan furniture apa adanya dan tidak diganti. Selain Pemerintah, ada seorang dari generasi ketiga yang pernah menjadi ajudan Presiden Sukarno di rumah pengasingan. Generasi ketiga asal Jawa ini yang memelihara rumah tersebut. Hingga ruang tidur pun tidak diubah letak posisi dan furniture yang semuanya dari kayu jati.
Kemudian, di luar rumah, ada yang menarik perhatian saya dan teman-teman, seekor ular sejenis Venom (ular berbisa). Ular tersebut muncul sekitar tahun 1951-1952, tidak pernah makan, tapi bertelur sampai 4 ekor. Ketika kami di sana, 4 ekor lainnya tidak ada di tanaman tersebut dan menurut penjaga rumah sedang jalan-jalan. What? Itu berarti saya bisa bertemu 4 ular di tempat tak terduga di rumah ini. Aish. Dan menurut penjaga sekaligus perawat rumah ini, Mas Tedjo – meski tanaman telah berkali-kali diganti – ular-ular itu tetap mendiami posisinya di mana pot tanaman diletakan seperti semula.
Satu lagi yang seksi. Pemandangan alam luar Rumah Pengasingan. Dari atas rumah pengasingan, kami dapat melihat wilayah Muntok yang ternyata bagus sekali. Atas rumah yang berbentuk segi empat dan tiap sudutnya berdiri bendera Merah Putih. Langsung semua pada foto-foto dan wefie atau selfie. Di area ini, udaranya segar dan bukit-bukit atau gunung Menumbing terlihat hijau dan gagah. Bagus nih kayagnya buat terapi dan meditasi. Eh..
Wisma Ranggam
Rumah atau disebut wisma ini masih berkaitan dengan sejarah Rumah Pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta. Di Wisma ini, Bung Karno dan Agus Salim, M. Roem, Ali Sastroamidjojo dan lainnya pernah menginap di tahun 1948 dan 1949. Wisma yang terdiri dari 8 ruang (kamar dan ruang pertemuan) berbentuk sederhana dan berdiri sejak tahun 1827. Dan tak perlu melalui jalanan berkelok yang bikin jantung naik-turun. Malah jalanannya mulus, rapi, dan bersih.
Dibangun oleh Banka Tin Winning, perusahaan timah milik Belanda. Terletak masih di wilayah Muntok. Di depannya, kami langsung bisa melihat sebuah tugu berwarna putih. Di samping halaman berdiri beberapa batu. Sayangnya tempat wisata yang sederhana dan menarik ini tidak terlihat keterangan mengenai wisma, batu, dan tugu. Mungkin ada hal lainnya yang terselip di Wisma Ranggam – yang tidak terlihat di mata pengunjung. Padahal Wisma Ranggam salah satu obyek wisata yang juga perlu dikupas.
Rumah Kapitan Lain Nam Sen
Rumah bertingkat dua yang dibangun dari peninggalan seorang kapitan peranakan Tionghoa dan Melayu terletak di Jalan Balai, Pangkalpinang. Dibangun sekitar tahun 1700-an. Rumah yang juga disebut rumah panggung merupakan destinasi paling berkesan bagi saya (selain ketiga di atas). Di rumah ini tidak saja merupakan destinasi sejarah, tapi juga seni budaya. Dengan arstitektur Tionghoa dan Malayu, pemilik sekarang tidak menghilang ‘arwah’ seni yang begitu kental.
Dari interior, perlengkapan rumah, ornamen, ventilasi, sampai lantai membuat saya terkagum-kagum pada tempat ini.
Rumah yang dibangun oleh seorang kapitan, dan pernah menjadi salah satu orang berpengaruh di Bangka di masa perjuangan, meninggalkan Heritage luar biasa. Warisan yang tidak hanya bercerita tentang gaya hidup dan rumah-rumah di zaman dulu, tapi juga dapat memikat wisatawan melalui seni bernilai tinggi.
Kini, Rumah Kapitan dimiliki Ongky, entah dari generasi berapa. Ongky bercerita tentang kakek dari kakeknya yang membangun rumah cantik ini. Jadi silahkan menghitung sudah berapa generasi rumah ini berdiri. Ia pun sengaja memugar rumah tersebut tanpa melenyapkan perabotan rumah dan lainnya serta sebagian lebih bangunan. Alasannya agar wisatawan bisa menjelajah obyek wisata sejarah dan seni budaya .
Udara yang masuk pun begitu bebas dan berhawa ke tempoe doeloe. Suatu tempo yang terus hadir di masa modern ini. Dan masih tidak ketinggalan bila orang menerapkan konsep seni Tionghoa dan Malayu yang kuno dan authentic di rumah, cafe, bahkan di gedung sekalipun.
Keceriaan tersendiri, saya memandangi isi-isi dari Rumah kuno tapi bernilai seni ini. Dari lemari, meja tamu, meja makan, tempat tidur, kaca, televisi, kaca rias, lantai, ornamen ventilasi, pintu, dan rupa-rupa lainnya, saya potret satu per satu. Asli sangat berkesan. Bagi saya ini merupakan keindahan seni otentik yang berkumpul di satu tempat. Belum lagi kuliner daerah ini yang rasanya enak dan patut dicicipi. Kenikmatan apalagi yang didustakan. Jiah ngikutin pribahasa kekinian.
Paling kece lagi, di halaman belakang Rumah Kapitan, berdiri gapura dan tangga yang menghubungkan tamu salah satu hotel dengan rumah ini. Menunjukan pemilik rumah sekarang, membuka akses wisata dan membiarkan para tamu menikmati kejayaan masa lalu beserta seni yang tidak memudar ini.
Pesona Pangkalpinang memang memesona dan membuat saya ingin kembali lagi ke sini. Menemukan obyek wisata Pangkalpinang dan sekitarnya yang belum saya kunjungi. Apalagi mendengar ucapan Bapak Akhmad Elvian Kadin Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kota Pangkalpinang, “Ada 30 destinasi sejarah di sini.” 30 destinasi? Berarti saya masih sedikit sekali mengunjungi Pangkalpinang dan sekitarnya.
Dan yang paling membuat saya terpukau, “Ada sekitar 850 pulau kecil di propinsi ini, 450 pulau belum mempunyai nama,” ungkap Bapak Akhmad Elvian. Wow.
Di setiap lokasi yang dikunjungi memiliki ciri khas dan kelebihan berbeda, sama halnya dengan rasa. Rasa yang berbeda-beda dari obyek wisata yang berbeda-beda. Kota Pangkalpinang punya kesan dan rasa tersendiri. Menurut saya kota ini cantik dengan pemandangan alam dan tempat bersejarah yang sangat kuat melekat saat menikmati perjalanan #PesonaPangkalpinang. Bagi yang suka sejarah, seni budaya, arsitektur dan memadukannya dengan pemandangan alam yang cantik dan kuliner, Pangkalpinang bisa jadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi. Di tahun ini pun festival Perkusi Dunia bakal diselenggarakan Kota Pangkalpinang. Dan masih banyak lagi acara menarik yang akan hadir di Kota Pangkalpinang.
Keterangan Postingan Wisata Sejarah Pesona Pangkalpinang:
- Mengenai nama Muntok dan Mentok. Mentok berasal dari sebuah penghargaan yang diberikan untuk Jendral Inggris yang saat itu berada di Kalkuta. Lalu berganti nama menjadi Muntok yang berasal dari bahasa Malayu, dan berarti “Apa itu?”
- Sumber sejarah dari Bapak Akhmad Elvian
- Foto paling atas didokumentasi oleh Dudi Iskandar
- Fota pemandangan alam di Rumah Pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta, dokumentasi Rosid
- Foto lainnya dokumentasi SN (saya sendiri)
Wahhhh…asik nyo bisa halan-halan sembari nimba ilmu bersama kelas blogger.
Alhamdulillah, kita belajar video blogging lagi Ras, lebih lama..Alhamdulillah
Rumah kapitan nya instagram able banget
hahah makanya langsung gw jepret-jepret..kece Om di sana
menapak tilas jejak sejarah itu …. rasanya seperti terlempar ke masa silam ya
yoi say..serasa berada di sana di masa itu..
indah juga ya tempat pengasingan presiden kita dulu 🙂
indah dan sejuk
Salah satu kota di Indonesia yang pengen banget kukunjungi adalah Pangkalpinang. Dulu aku mengira Pangkalpinang sama dengan tanjung pinang 😆
Bertambah lagi pengetahuan saya. Muntok sama muontok itu seringbanget salah sebut
Iya soal Mentok dan Muntok itu pun kalo tidak dijelasin aku ndak tahu, banyak yg nyebutinnya beda-beda soale
ok akhirnya gw juga mau nulis soal rumah bersejarah itu
rumah kece nun antik n memukau..wha aku berpuisi..haha