Cerita Lezat Masak Ayam Bakar Hanya 7 Menit

17
1392

Indonesia memang terkenal dengan rempah-rempahnya yang kaya. Makanan khas setiap daerah pun memiliki rempah-rempah yang memberikan sensasi kelezatan berbeda. Apa yang kita makan pasti melalui lidah yang menyimpulkan sebuah rasa. Meski sebelum makanan itu jadi, terlebih dahulu melalui proses memasak yang biasanya butuh waktu yang tidak sekejap. Cerita Lezat tentang kuliner Indonesia memang tak ada habisnya dikupas.

Dua minggu lalu, teman saya bercerita tentang kuliner Indonesia yang bisa dimasak dengan praktis. Praktis yang bagaimana? Itu pertanyaan saya. Beberapa hari lalu, dua kotak “Heat & Eat” Ayam Bakar Bumbu Bali dan Semur Daging telah ada di kulkas saya. Surprise! Ya, betapa terkejut dan senangnya saya, melihat makanan dan kata-kata yang tertera di kotak “7 min” yang maksudnya 7 menit.

Terus terang saat itu saya sangat lelah, setelah trekking bersama teman-teman saya. Saya pun dalam keadaan lapar berat. Selain lapar, saya juga ingin membuktikan ucapan teman saya mengenai makanan yang dimasak hanya sebentar alias praktis. Pilihan saya langsung tertuju pada Ayam Bakar Bumbu Bali. Pikiran saya pun terlibat pertanyaan, “Apakah sama rasanya dengan ayam bakar bumbu Bali yang pernah saya makan di Bali?”

Aturan Penyajian Heat & Eat -by Sari Novita
Cara memanaskan Heat & Eat

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan saya itu, langsung saya membaca aturan penyajian makanan yang terletak di belakang kotak. Ternyata saya tidak perlu memasaknya ulang, tapi cukup dengan memanaskan saja. Ada 3 cara memanaskan: dengan menggunakan microwave, direbus, dan dikukus.

Saya memilih untuk dikukus (karena kebiasaan memasak dikukus). Saat mengunting kemasan saya melirik lagi aturan memanaskannya dan tercantum “Jangan membuka kemasan plastik selama proses pemanasan”.  Wah, enak juga ini, berarti tangan saya terhindar dari lengketnya makanan. Hehe.

Heat & Eat Dikukus-By Sari Novita

Tanpa pikir panjang, saya langsung menaruh ayam bakar yang sudah jadi itu ke dalam panci. Selanjutnya menanti 7 menit yang dikatakan Heat & Eat. Sambil menunggu, saya sempatkan rebahan sejenak di kursi panjang. Ceritanya meluruskan kaki yang pegalnya bukan main. O, iya, sebelum makanan ditaruh ke dalam panci kukusan, pastikan dipanaskan lebih dahulu air di dalam panci. Setelah itu,  taruh makanannya.

Setelah 7 menit memanaskan Ayam Bakar Bumbu Bali

Sebelumnya, saya memotong tomat yang dibentuk bunga dan meletakkan daun kol di atas piring. Maksudnya biar terlihat cantik saat dipotret. Karena ini hal pertama yang harus dilakukan bila makanan telah ada di hadapan. Tetep ya udah 2L (lelah dan lapar) nggak lupa soal jepret-menjepret. Itulah problema kebahagiaan yang terjadi terhadap orang-orang di masa sekarang.

Ayam bakar bumbu Bali bersama nasi putih telah siap tersaji. Saya pilih mencicipi ayam bakar tanpa nasi lebih dahulu. Lidah saya pun langsung bekerja. Hasilnya? Bukan main, rasa tidak mengecewakan. Perbedaan dengan ayam bakar bumbu Bali di tempat asalnya tipis, kalau di Bali, ayam bakarnya lebih pedas. Barangkali “Heat & Eat” menyesuaikan agar bisa dilahap oleh orang-orang yang tidak suka pedas dan punya masalah pencernaan. Daging ayamnya pun empuk. Saya makan sampai habis plus mengisap bumbu-bumbu hingga ke tulang-tulangnya. Tidak percaya? Ya, Anda harus mencobanya.

 Heat & Eat

Heat & Eat Ayam Bakar Bumbu Bali-pic by Sari Novita
Heat & Eat Ayam Bakar Bumbu Bali
             Bagi saya, kehadiran Heat & Eat memudahkan para pekerja yang sedikit punya waktu untuk memasak. Saya akui perkataan teman saya tentang memasak kuliner Indonesia dengan praktis. Bahkan dia salah ucap, saya (juga kita) tidak perlu memasaknya. “Ready to Eat” sebuah konsep sajian yang tidak melupakan rempah-rempah agar bisa dinikmati rasa kelezatan kuliner Indonesia.
         Komposisi bahan pada ayam bakar bumbu Bali keluaran Heat & Eat terdiri dari: Ayam, air, cabe merah, bawang merah, santan, minyak goreng, bawang putih, cabe rawit merah, sereh, jeruk nipis, terasi, garam, bumbu rasa ayam, daun jeruk, gula merah, gula pasir, jahe, dan lada putih. Memang suatu kombinasi bahan dan rempah-rempah yang pas di lidah.
            Mengenai kemasan plastik yang tidak perlu dilepaskan saat dipanaskan, sepertinya melalui proses teknologi. Karena biasanya plastik jika dipanaskan mudah meleleh. Atau memang ada jenis plastik kemasan seperti itu. Terus terang memanaskan makanan dengan plastik bukan hal lazim bagi saya. Namun, hal ini menyenangkan untuk saya dan meyakinkan higienis-nya. Satu lagi yang perlu diperhatikan: sampai di rumah, jangan lupa untuk langsung memasukkan Heat & Eat ke dalam kulkas, hal ini juga tertera “keep frozen -18 C di kotak.
        Lalu, saya melihat Heat & Eat yang diproduksi oleh PT. Pangansari Utama Food Industry. Nama ini memang sudah lama di bidang kuliner. Seingat saya, awal usahanya dimulai dengan menjalankan catering buat kapal pesiar. Jadi, tidak perlu heran mereka memahami benar kuliner dan rempah-rempah Indonesia dan kebutuhan masyarakat.
         Heat & Eat mempunyai 10 pilihan menu yang semuanya merupakan kuliner Nusantara Indonesia. 10 menu yang di antaranya: Ayam Belado, Rendang, Semur Daging, Ayam Woku, Ayam Rica Merah, Tongseng, Gulai Kambing, Ayam Bakar Bumbu Bali, dan lainnya. Dan bisa didapatkan di supermarket-supermarket terdekat.
          Biasanya memasak kuliner tradisional dianggap merepotkan atau membutuhkan proses yang lama. Sekarang, masyarakat bisa menikmati kuliner tradisional nusantara secara home made style, praktis, dan rasa lezat kuliner Indonesia yang tetap terjaga. Hanya dengan menikmati Heat & Eat. 
Itulah cerita lezat saya mengenai Heat & Eat yang cocok dengan saya karena rasa, kemudahan, dan mengangkat budaya kuliner nusantara.
                                                                  Cara penyajian Heat & Eat
Foto-foto Heat & Eat Menu Semur Daging

17 COMMENTS

  1. Memanaskannya langsung dengan plastik transparan itu ya Mbak Sari? Plastiknya mungkin tahan panas. Tapi nanti saat mau makan toh akan di salin juga ke mangkuk, jadi aku akan memilih memanaskannya dalam mangkuk keramik. Sama-sama praktis 🙂