Tidak hanya seseorang kekasih yang bisa bikin rindu. Sebuah penginapan pun dapat membuat kita ingin ‘berjumpa’, untuk datang dan datang kembali. Terlebih, keberadaannya di Ubud, yang dianugerahi alam dan budaya yang kaya dan indah. Ubud memiliki ribuan tempat penginapan dengan bermacam klasifikasi beserta standarnya. Dari sekian banyak tempat penginapan di Ubud yang pernah saya inap, dari tipe bunk bed sampai hotel berbintang, hanya 2 yang bikin saya ingin kembali. Yang pertama adalah penginapan model dormitory di downtown Ubud. Dan yang kedua ialah The Payogan Villa Resort & SPA Ubud.
Dari segi kelas, kemewahan, dan fasilitas, tentu keduanya berbeda, dan dilihat dari sisi kebutuhan tidak bisa dibandingkan begitu saja. Namun, keduanya sama-sama mempunyai ‘kehangatan’ yang tidak bisa dinilai secara nominal angka. Tidak semua hotel atau penginapan memiliki kehangatan, meski ia hotel berbintang 7. The Payogan Villa Resort & SPA Ubud yang seluas 7 hektar merupakan hotel berbintang 4. Bagi saya berada dekat di tengah alam, seperti sungai, hutan, dan persawahan, melebihi hotel berbintang 7.
The Payogan Villa Resort & SPA Ubud dikelilingi alam yang ramah – ada beberapa kamar bertipe one bedroom pool villa, one bedroom garden villa, two bedroom pool villa, dan three bedroom pool villa yang berhadapan langsung dengan pepohonan, tumbuhan, dan burung-burung. Persis berada di tengah jungle. Pada pagi hari, sering terdengar suitan burung-burung yang diiringkan hembusan angin sejuk. Kita pun dapat melihat hamparan sawah dari kejauhan maupun dekat, tergantung letak vila. Berada dekat dengan alam seperti di Payogan, serasa tak mengenal cuaca panas, walau pada siang hari.
Saya pernah menginap atau hanya mampir untuk makan siang di Payogan. Bisa dibilang frekuensinya cukup sering. Ada beberapa hal yang membuat saya kembali dan kembali. Pertama suasananya yang nyaman, cocok banget untuk ‘bengong’, dan senyum-senyum sendiri meresap alam sekitar. Barangkali terkesan konyol bahkan lebay dengan ‘bengong’ dan senyum-senyum kepada alam. Tapi memang itu yang dialami. Yang kedua, bisa bicara puas dengan Chef dan para stafnya seperti teman dekat.
Soal kamar, saya menikmati tipe one bedroom pool villa dan pernah diajak berkeliling di vila tipe three bedroom pool villa. Secara personal, one bedroom pool villa membuat saya mager. Kamar pada tipe ini memiliki ruang rias dan baju yang berukuran lumayan besar dan ruang mandi yang luas dengan atap terbuka. Ruang mandi dan toilet pun terpisah. Turun dari tempat tidur, bisa langsung menuju teras yang hanya terdapat satu meja kecil, kemudian menikmati secangkir kopi sambil menghirup udara pagi. Di setiap vila, tersedia kolam renang, jadi tanpa pakaian renang pun bisa berenang bebas, tanpa peduli ada yang melihat. Haha. Kolam renang pun langsung berhadapan dengan alam. Asik, ‘kan? Tipe kamar ini cocok buat pasangan bulan madu, bersama teman, bahkan yang ingin sendiri ber-’hibernasi’ atau menulis.
Beda dengan three bedroom pool villa, punya 3 ruang kamar tidur dan kamar mandi (bathub dan shower) ruang tamu berukuran luas, ruang rias dan baju yang lebih luas dari tipe vila lainnya, begitu juga dengan ukuran kolam renang, teras, dan paviliun. Fasilitas lainnya, daily room maid, turn down service, dan private garden. Terdapat juga lukisan, furniture antik dan modern, dan pajangan yang berseni.
Ketika tiduran di kursi rebah di sisi kolam, saya serasa seperti orang kaya yang sedang mengundang teman-teman dekat untuk liburan dan berencana private party di vila milik sendiri. Haha. Tipe vila ini pas buat keluarga, bersama teman-teman, dan juga bisa buat acara private party setelah wedding.
The Payogan Villa Resort & SPA Ubud mempunyai 45 vila yang setiap vila terdapat private pool dan atmosfir serba ‘private’. Ada beberapa area, jarak antara satu vila dengan vila lainnya berjauhan dan ada pula yang berdekatan. Untuk menuju vila dari lobi dibutuhkan kendaraan sejenis golf cart. Tapi saya lebih memilih berjalan kaki untuk berkeliling sambil melihat-lihat, meskipun tidak ke seluruh area. Beda halnya kalau bawa koper, ya.
Bicara interior hotel, sama halnya dengan hotel-hotel lain di Bali yang kuat menampilkan seni Bali. Soal pelayanan, kebersihan, dan keamanan tidak jauh berbeda dengan hotel lain. Dari kamar, tamu bisa menghubungi staf dan tidak sampai 15 menit, staf sudah datang. Setiap jam, security berkeliling dan terbagi shift untuk setiap area. Bisa dikatakan lokasi vila-vila bertingkat seperti terasering, jadi ada yang di bawah, tengah, dan atas. Dan sepertinya ada area vila yang dapat menikmati suara deras sungai. Di bawah lobi, ada tempat yang bisa duduk-duduk sambil memesan makanan dan minuman. Dan ada tempat berdiri untuk memandangan puas alam nun luas. The Payogan Viila Resort & SPA Ubud memang didesain dekat dengan alam bebas.
Kebersihan kamar dan ruang kamar lain maupun lobi, kolam renang utama, spa, dan sisi-sisi lain cukup terjaga kebersihannya. Lanjut tentang ambience, The Payogan tidak sekadar bersuasana kembali ke alam, tapi ada kehangatan yang muncul antara hubungan manusia dengan manusia lainnya. Persis keyakinan orang Bali. Keramahan staf hotel kepada tamu itu kewajiban. Namun, dalam keramahan ada hubungan akrab yang terjalin antara tamu dan staf.
Lesung Restaurant
Di Ubud banyak resto maupun warung makan menyajikan makanan lezat, tapi tidak semua chef maupun pemasak menyapa, apalagi bercerita seperti bersama teman dekat. Chef Jon, Executif Chef The Payogan, sering menyapa tamu-tamunya bahkan duduk bersama. Dia pernah bercerita pengalaman kerja di kapal pesiar bertahun-tahun kepada saya. Ketika saya tanya, “Jika disuruh memilih lebih enak di kapal atau hotel?”, Chef Jon jawab, “lebih enak di hotel lah, memang kerja di kapal bisa ke negara-negara asing, tapi kenyamanan itu tetap ada letaknya di rumah sendiri, ya, Bali, tempat saya lahir.”
“Kalau kerja di mana pun berada, pengalaman dan prestasi harus diraih. Namun, tamu yang senang dengan masakan kita, lalu jadi berteman, itu suatu kepuasan dan penghargaan tersendiri. Bahagianya minta ampunnn.”
Bukan saya saja, tapi ada tamu Rusia yang senang dengan makanan Chef Jon dan ngobrol bersamanya. Setiap ke Ubud, Si Tamu Rusia itu selalu menyempatkan diri bertemu Chef Jon dan menginap di The Payogan. Malah kata Residence Manager The Payogan, Bapak Ferry, mengatakan ada tamu dari Australia yang sudah menginap 7 kali di The Payogan Villa Resort & SPA Ubud.
Saat saya menghubungi Chef Jon via WhatsApp call, “Hai Sari, kapan lagi ke sini? Saya masakin Bebek Garing dan Baked Cream Spinach kesukaan Sari, atau Sari mau minta dimasakin apa?”
Pengalaman Chef Jon bekerja di kapal pesiar yang sering menggunakan teknik masak Eropa, diaplikasikan Lesung Restaurant, The Payogan Villa Resort & SPA Ubud. Tidak heran, Baked Cream Spinach buatan Chef Jon, kentang dan cream-nya terasa lembut, rasanya pun seimbang antara kentang, bayam, basil, jamur, dan minyak zaitun. A must try!
Entah mengapa, saya suka Bebek Garing buatan Chef Jon. Pastinya bebek direbus berjam-jam, lalu dimasak penuh macam rempah. Ada lagi yang lezat, yakni Chicken Gordon Bleu, rasanya berbeda dengan tempat lain. Sedangkan makanan favorit tamu-tamu di The Payogan adalah Iga Babi Bakar, karena saya tidak lagi makan babi, jadi saya tidak pernah mencicipinya. Kalau kata orang-orang, sih, “Mantabbb!”
Pun, saya tidak mencoba jogging track dan SPA dengan pijatan tradisional Bali, sebab saya tidak suka lari dan dipijat. Haha. Kata teman saya, “Elu bisa ketagihan!.”
Oh, ya, untuk informasi saja, The Payogan Villa Resort & SPA Ubud pernah memenangkan Luxury Hideaway Resort Award pada tahun 2018, loh. Dan sampai kini, mendapatkan Certificate of Excellent, 4 tahun berturut-turut dari Tripadvisor.
Kesejukan dan panorama, kenyamanan vila, kuliner, dan keakraban manusia dengan Pencipta, manusia dengan alam, dan manusia dengan manusia, bisa saya temukan di The Payogan. Itulah yang bikin saya merindu. Nonton upacara adat ngaben dan bondres, ngupi di Seniman Coffee, seharian hunting kuliner dari resto satu ke satu lainnya, ke pasar tradisional, dan ngobrol dengan siapa pun yang saya jumpa di Ubud, menambah kerinduan itu berkali-kali lipat!.
Hotel di Ubud, makanan murah atau mahal, bersentuhan dengan alam, bersosialisasi dengan penduduk lokal maupun asing, mengenal budaya dan mendengarkan cerita mereka, adalah suatu aktivitas yang membuat saya kembali kepada diri sendiri. Ada yang bilang bahwa “perjalanan itu terhubung dengan kerendahan hati.”
Nah, jika ingin booking The Payogan Villa Resort, bisa melalui Pegipegi . Dari platform ini kamu pun bisa mencari tahu soal tempat kuliner dan wisata di Bali melalui artikel-artikelnya.
The Payogan Villa Resort & Spa berlokasi di Jalan Cocoa II no 77 Banjar Bunutan, Desa Kedewatan, Ubud,Gianyar, sekitar 1,5 jam dari bandara Ngurah Rai. Dan kurang lebih limabelas sampai tigapuluh menit untuk menuju downtown Ubud, Monkey Forest, dan pasar tradisional, dan tempat wisata lainnya.
Big Thanks to Maharani Pande, Agus Pande, Bapak Ferry, Chef Jon dan staf The Payogan Villa Resort & SPA Ubud. Kita akan berjumpa lagi!