Resensi Buku Kumpulan Cerpen “Kisah Muram Di Restaurant Cepat Saji”

2
1151

bamby

 

“Maaf, saya tidak menyediakan cerita Happy Ending di buku terbaru saya ini,” begitu kata Bamby Cahyadi di Akun Twitter-nya.

 

Ya, memang benar apa yang dikatakan Bamby Cahyadi,  penulis “Kisah Muram Di Restaurant Cepat Saji” . Buku Kumpulan cerpen ini diselesaikannya dalam waktu 2 tahun. Wow! Ini menandakan Bamby serius membuat kisah setiap kisahnya-terlihat begitu tajam, rapi dan cemerlang menyajikan buku terbarunya ini. Satu lagi Anda jangan mengira jika buku kumpulan cerpen ini berisi cerita-cerita seputar restaurant cepat saji. Karena Anda akan hanya mememukan satu kisah mengenai restaurant cepat saji.

 

Muram. Tapi tidak semuram seperti cerita seorang yang meratap nasibnya atau kelamnya kehidupan. Dibilang muram, karena di tiap akhir cerita, Bamby menyuguhkan akhir  tragedi yang menonjok ketimpangan  kehidupan sosial, rasa, cinta dan bahkan sebuah cita-cita. 14 cerpen di buku ini diselesaikan dengan kisah akhir yang mengejutkan-tak dapat diduga atau dibayangkan sebelumnya oleh pembaca. Benar-benar akhir kisah yang membuat Anda terperangah.

 

Cerpen “Kisah Muram Di Restaurant Cepat Saji” dijadikan judul dari buku kumpulan cerpen ini. Karena cerpen ini berlokasi di restaurant cepat saji, maka gambaran aktifitas, cara berpikir dan bertindak  semuanya harus cepat dilakukan. Cerita pendek ini paling gemilang. Gemilang akibat sesuatu hal yang harus diselesaikan cepat oleh sang tokoh; melamar kekasihnya, sang tokoh pun melakukan aksi cepat dan gesitnya dalam mencapai tujuannya. Cepat dan gesit sesuai dengan kinerja pekerjaannya. Anda tahu apa yang dilakukan sang tokoh itu? Silahkan menerka-nerka. Hati-hati karena penulis cukup pandai mengecoh pikiran Anda.

 

Judul cerpen “Obsesi”. Aha, ini yang dibilang paling menonjok. Bagaimana tidak, seorang anak kecil-masih duduk di bangku SD sudah bercita-cita menjadi koruptor. Bahkan sang tokoh menyebar luaskan ke seluruh orang yang dikenalnya mengenai cita-citanya itu. Lalu, apakah dia berhasil menjadi seorang koruptor sukses? Hem, simak saja terus kisahnya. “Angka 10” sebuah kisah yang banyak dialami di kehidupan jaman sekarang. Kisah yang membuat Anda menggeleng-gelengkan kepala dan bertanya, “Apa iya itu benar-benar terjadi di jaman modern seperti ini?” Di sini, penulis memang memainkan angka. Sebuah angka yang sang tokoh senangi. Cerita ini digambarkan bahwa sang tokoh memiliki kehidupan sempurna-menurut pendapatnya dan penulis membawa petualangan kisahnya kepada Anda. Dari hal kegiatan mandi yang membutuhkan waktu lama hingga kisah cinta terlarangnya. Lalu, apakah sang tokoh yang liar itu masih menyenangi satu angkanya di akhir cerita? Olala, itu saja kesan dari membaca akhir ceritanya.

 

Ada pula 2 cerpen dengan cerita bersambung tapi 2 judul, yaitu; “Aku Bercerita dari Pesawat yang Sedang Terbang dan “Tentang Mayat yang Sedang Tersenyum”. Anda akan hanyut mengikuti gaya bercerita sang penulis. Anda dibiarkan mudah menduga akhir cerita, namun Anda tak bisa lepas terus membacanya hingga selesai. Suatu pengolahan cerita yang tidak biasa.

 

Anda mau bermain-main fantasy ? Tenang, Anda akan mendapatkannya. “Mimpi-Mimpi yang Mengajakku Tersesat,” “Malaikat yang Mencintai Senja,” “Lelaki yang Terperangkap dalam Perangko,” ketiganya merupakan permainan imaji penulis yang apik. Walau disajikan secara imajinasi atau fantasi, tetap saja penulis mengakhiri cerita yang tragis. Tragis ala Bamby Cahyadi. Tragis yang mendongkrak pikiran Anda .

 

Kisah Cinta tentu tak dilupakan oleh sang penulis. Begitu dalamnya perasaan Bamby menuturkan perasaanya dengan gaya cerita dan meng-kamuflasekannya sebagai cerita fantasi. “Sebongkah Batu Es yang Merindu”, benar-benar suatu kerinduan panjang yang disamarkan secara imajinasi.

 

Keseluruhan dari 14 cerpen Buku “Kisah Muram Di Restaurant Cepat Saji” cukup asyik untuk dibaca. Sang penulis memang telah matang memainkan imajinasi,  dan gaya berceritanya. Karena buku ini dibuat tidak main-main, buku kumpulan ini hampir tidak menemukan kecacatannya. Hanya satu cerpen “Pak Sobirin, Guru Mengaji” yang ceritanya datar menurut saya.

 

Kisah muram tapi Anda tak perlu merasakan kemuramanya.NIkmati saja muram itu. Toh, beginilah hidup. Hidup yang tidak pernah kita sangka-sangka sebelumnya. Sedih dan Bahagia adalah satu paket kehidupan, seperti itulah Bamby menggambarkan setiap ceritanya.

 

Sukses Terus Buat Bamby Cahyadi.

 

 

Kisah Muram di Restaurant Cepat Saji

Penulis: Bamby Cahyadi

Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama

Cetakan Pertama Desember 2012

Ilustrasi Sampul: Shutterstock.com

Desain Sampul : Ridho Muchlisin

ISBN : 978-979-22-9080-6

 

Resensi ini ditulis oleh: SN..

2 COMMENTS