Tempat Wisata Baru: Kampung Kakao di Kolaka

19
1427

Bagi pengemar coklat ada tempat baru yang bisa dikunjungi. Suatu tempat yang tidak mainstream.  Bukan cafe atau toko yang menjual berbagai bentuk coklat, melainkan tempat seluas 300 hektar – di mana kita bisa mengenal jauh lebih dekat komoditas yang bermanfaat bagi kesehatan ini. Lalombaa  Kakao Village adalah nama tempat agrowisata yang dilengkapi berbagai fasilitas. Bagi pecinta coklat, traveler, juga masyarakat umum pasti terpancing untuk berkunjung ke tempat ini.

Kampung Kakao Lalombaa terletak di Kelurahan Lalomba, Kecamatan Kolaka, Sulawesi Tenggara, adalah  tempat pusat edukasi bagi pengunjung lokal maupun wisman mengenai santapan favorite masyarakat ini. Tanaman kakao Indonesia merupakan salah satu terbesar pendapatan devisa bagi negara dan sumber penghasilan masyarakat.

Kampung Kakao Lalambaa, Kolaka
Kampung Kakao Lalambaa, Kolaka

Asis Taba, salah satu petani kakao di Kolaka Utara mengaku pendapatannya di tahun 2014 sebesar Rp. 24.035.650/hektar dan di tahun 2015 meningkat menjadi Rp. 40.222.100/hektar. Hasil produksinya yang mencapai di atas 1 ton melalui proses pemangkasan, sanitasi kebun, dan mengunakan pupuk yang bermutu. Indonesia memang sudah ahli memproduksi kakao sehingga banyak negara-negara asing membeli kakao dari Indonesia untuk diolah menjadi coklat  yang lezat.

Sayangnya banyak yang tidak tahu, masyarakat Indonesia maupun dunia, coklat yang lezat tersebut berasal dari tanah dan tangan-tangan petani kakao Indonesia. Bahkan Museum Coklat di Swiss tidak menampilkan Indonesia sebagai salah satu pemasok terbesar Callier Nestle, padahal kakao yang mereka olah berasal dari Indonesia.

Dua kenyataan di atas membuat Pemerintah Daerah penghasil kakao dan pelaku perkebunan kakao membangun Kampung Kakao Lalambaa (Lalambaa CocoaVillage). Bertujuan mensosialisasikan asal kuliner coklat yang berasal dari tanaman kakao ke masyarakat Indonesia dan mancanegara.

Bulan April 2016 Lalambaa CocoaVillage telah selesai pembangunannya dan siap menerima pengunjung dari berbagai belahan dunia. Pengunjung tidak sekadar mengetahui asal tanaman kakao tapi juga dapat berinteraksi dengan petani kakao dan mempelajari bibit yang digunakan,  proses penanaman dan pembenihan kakao di kebun Kakao. Perkebunan kakao milik petani masih berada di kawasan Kampung Kakao Lalambaa sehingga pengunjung tidak perlu berjalan keluar untuk mengenal lebih jauh proses  produksi kakao.

Rumah Adat di Kampung Kakao Lalambaa. Kolaka
Rumah Adat di Kampung Kakao Lalambaa. Kolaka

Fasilitas Lalambaa Cocoa Village

  • Education Center : Di sini kita bisa mengetahui cara memproduksi kakao yang berkualitas dan coklat yang baik untuk dikonsumsi. Tentu mengenal Kolaka sebagai penghasil bahan baku coklat.
  • Galeri Coklat : Galeri yang memajang biji kakao dan  coklat buatan masyarakat atau pabrikan yang menggunakan kakao asal Kolaka.
  • Teater :  Sarana pelatihan, pertemuan petani kakao, dan pertunjukan seni lokal. Hmm, jadi di sini pengunjung juga bisa menikmati dan mengenal budaya lokal selain mendapatkan edukasi tentang coklat.
  • Unit Pengolahan :  Pengunjung akan diperlihatkan penangan pasca panen biji kakao sampai menjadi produk jadi. Bagi penikmat coklat maupun orang yang haus edukasi, traveler, pelajar, dan food lover ini bisa menjadi pengalaman yang bakal selalu diingat.
  • Gudang Kakao :  Wisatawan dapat melihat langsung penampungan hasil panen dari perkebunan kakao di Kolaka.
  • Wahana Permainan
  • Kuliner
sumber foto: http://perkebunannews.com/
sumber foto: http://perkebunannews.com/

Rencananya Lalambaa Cocoa Village akan dibangun air mancur dan jembatan gantung. Otomatis wisatawan bisa berwisata mata alias pemandangan yang tidak hanya bersentuhan dengan kakao ataupun coklat.

Jika ingin menikmati kehidupan petani memelihara kebun kakao,  Lalambba Cocoa Village menyediakan fasilitas tersebut. Pengunjung pun bisa menyaksikan langsung pepohonan kakao yang berbuah.  “Ini pasti akan menjadi pengalaman menarik,” ujar Bachrun, Kadis Perkebunan.

Kadis Perkebunan ini pun mengungkapkan akan membangun homestay yang memanfaatkan rumah warga sekitar. Dan tentunya akan direnovasi agar turis lokal maupun mancanegara bisa nyaman menikmati argowisata, Kampung Kakao di Kolaka ini.

Menuju kampung kakao ini, kita tidak perlu khawatir karena telah didukung infrastruktur yang baik, hotel berbintang, dan maskapai udara yang punya jadwal setiap harinya dari Makassar.

Perkebunan Kakao di Kolaka: Sumber foto: kolutkab.go.id

Mengunjungi ke suatu wilayah wisata, kita akan mempunyai pilihan berbagai daerah wisata lain. Selain bisa menikmati Kampung Kakao, kita bisa menyelusuri wisata bawah laut di Pulau Padamarang, Kolaka. Paket wisata kian menarik bila kita juga mengunjungi tempat wisata lain di Sulawesi Tenggara, seperti air terjun Samparona, danau dan goa yang cantik di Pulau Muna, danau biru berdinding batu kapur di Kolaka, sungai terpendek kedua di dunia, Tamborasi, pemandian air panas Wawolesea, dan wisata alam cantik lainnya di Sulawesi Tenggara.

Sebagai orang yang suka jalan-jalan, penikmat kuliner, doyan coklat, dan paling utama; cinta Indonesia, Kampung Kakao Lalambaa menjadi salah satu daftar destinasi saya. Bagi saya mendukung petani kakao untuk memperkenalkan coklat yang banyak berasal dari perkebunan kakao Indonesia ke hadapan dunia merupakan bentuk dukungan kepada Indonesia dan kesejahteraannya. Memang masih terhitung bentuk dukungan yang kecil, setidaknya informasi yang saya dapat bisa menjadi asupan diri dan pengenalan ke masyarakat luas mengenai Indonesia dan segala isi-isinya.

Yang mengaku Cinta Indonesia, Kampung Kakao Lalambaa (Lalambaa Cocoa Village) bisa menjadi list  destinasi yang perlu dikunjungi dan membuat kakao Indonesia lebih terkenal di dunia. Agar warga bumi tahu Indonesia adalah negara produsen kakao terbesar dan coklat yang mereka nikmati itu sebagian besar dari Indonesia. Pengetahuan, perjalanan, dan pengalaman bagi saya merupakan sumber kekayaan diri yang bisa diperoleh melalui ciptaan alam semesta Allah, budaya, penduduk lokal, produk lokal, dan pemahamannya.

Pulau Padamangan. Sumber foto: http://galeryfoto.kolakacyber.info/

19 COMMENTS

  1. miris bgt ya walo jd pemasok terbesar tapi ga diakui gitu.. moga2 dengan adanya kampung coklat ini nama Indonesia sebagai penghasil coklat jd dikenal ya mbak..

    abis baca ini aku lgs cari tau tiket pesawat ke kolaka..sbrnya ga terlalu suka coklat sih.. tapi suami suka bgt.. aku sih lbh tertarik ama cara2 pengolahan coklatnya 🙂