Pesona PangkalPinang Sambut Wisatawan Dunia

10
817
Walikota Pangkal Pinang Bersama Blogger, Gowes Asmara - by Kelas Blogger

Walikota Pangkalpinang, Muhammad Irwansyah punya cara unik dalam mempromosikan destinasi wisata di daerahnya. Muhammad Irwansyah antusias mengundang Komunitas Blogger dengan kegiatan Kelas Blogger untuk memperkenalkan obyek wisata Kota Pangkalpinang dan sekitarnya.  Kegiatan Kelas Blogger bersama Walikota Pangkalpinang melakukan Gowes Asmara (Aspirasi Masyarakat) sepanjang 20 km tadi pagi, 28 Maret 2016. Yaitu bersepeda melewati jalan-jalan Kota Pangkalpinang dan makan pagi di Pantai Pasir Padi.

Acara yang berlangsung tanggal 27-29 Maret 2016 memang difokuskan mengenali obyek wisata Pangkalpinang yang berluas 118.408 km2 – untuk mempromosikan kota ini ke hadapan dunia.

“Kami berharap para blogger membantu mempromosikan Pangkalpinang dengan cara menulis, memotret dan menyebarkan ke seluruh penjuru dunia melalui internet”, tutur Muhammad Irwansyah.

Walikota termuda ini sadar betul bahwa social media sangat efektif dalam promosikan tempat wisata Kota Pangkalpinang. Alasan itulah, Bapak Walikota ini mengundang komunitas blogger, Kelas Blogger. Saya dan teman-teman blogger lainnya diperkenalkan wisata alam, sejarah, dan kuliner. Ketiga kategori yang memang ditonjolkan Kota Pangkalpinang kepada turis lokal dan dunia

Mie Koba, Makanan Khas Pangkalpinang - Bangka by Sari Novita
Mie Koba Makanan Khas Pangkalpinang-Bangka

Di hari pertama, pagi hari setelah baru saja sampai menjejakan kaki, kami mencicipi Mie Koba. Mie yang berasal dari daerah Koba dan kuahnya merupakan rebusan Ikan Tenggiri. Disajikan dengan telur matang dan jeruk nipis. Ada rasa yang berbeda dari mie Koba di antara mie lainnya yang ada di Nusantara. Rasa ikan Tenggiri-nya memang kuat sekali di lidah. Sungguh sensasi yang tidak biasa.

Kemudian dilanjutkan mengunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno, Mercusuar, Museum Timah dan lainnya yang masih berada di wilayah Bangka Barat. Tempat-tempat tersebut saya akan ceritakan di postingan selanjutnya. Dan di hari ini saya senang karena bisa mengunjungi Rumah Peristirahatan Penduduk Pangkalpinang yang telah berdiri dari 4 generasi. Bentuk, desain, dan peralatan rumah, seluruhnya heritage. Dan punya kisah sejarah di dalamnya.

Saya pun masih terkesan dengan pantai Parai yang terdapat bebatuan besar cantik. Tambah senang lagi pemandangan alam di sini sangat cantik untuk difoto, tanpa perlu editing dan instagramable.

12246666_10208799509774790_1998718069731604746_n

Di hari kedua (pagi tadi), kami diajak Gowes Asmara atau bersepeda melewati  jalan-jalan kota Pangkalpinang dan diakhiri di Pantai Pasir Padi. Lalu dilanjutkan makan pagi berbagai menu khas Pangkalpinang. Menariknya selama bersepeda, saya melihat jalan-jalan kota Pangkalpinang yang bersih dan hampir tidak ada lubang. Saya juga sempat melihat bangunan berarsitektur modern yang kece dan sepertinya masih kosong. Saya memerhatikan Kota Pangkalpinang yang cukup luas menurut pandangan saya.

Kota yang masih banyak tanah kosong tidak seperti di Jakarta, udaranya pun lebih segar. Dan tidak ada ojek di kota ini. Transportasi umum masyarakat Kota Pangkalpinang ialah taksi dan angkutan umum (walau saya belum melihat angkot di sini). Kebanyakan masyarakat menggunakan kendaran mobil dan motor pribadi. Dan tentu tidak ada kemacetan di sini. Meski banyak jalan yang menanjak dan menurun, jalanan kota tampak terpelihara secara baik.

Soal bandara yang tidak berukuran luas, ternyata sedang dibangun lagi bandara baru untuk memfasilitasi wisatawan yang memberikan pendapatan sebesar 16.5% pada pariwisata kota ini. Tentunya untuk menyambut acara-acara besar seperti Cen Beng yang selalu diadakan tiap tahun di Kota Pangkalpinang. Acara Cen Beng di Kota Pangkalpinang bagai pusat orang-orang Tionghoa yang datang berziarah dari seluruh Nusantara dan luar negeri. Bila menyebut Pangkalpinang sebagai kota sejarah, saya menyetujuinya.

Sebabnya, Walikota mengatakan alasan banyak orang dari luar negeri yang datang saat Cen Beng yang ternyata nenek-kakek mereka berasal dari sini. Mungkin tidak hanya nenek-kakek tapi juga buyut dan nenek moyang mereka. Dan Kota Pangkalpinang banyak yang bersejarah dan bangunannya pun tidak banyak direnovasi. Paling hanya dicat. Dan masih tetap bernilai historis.

Rumah Peninggalan Warga Tionghoa Zaman dulu di kota Pangkalpinang
Rumah Peninggalan Warga Tionghoa Zaman dulu di kota Pangkalpinang

Dari rumah pribadi saja, saya dan kawan-kawan blogger mengunjungi rumah yang isi-isinya sampai lantainya berasal dari masa kejayaan entah pada tahun berapa. Namun bernilai seni tinggi dan pastinya memiliki cerita di balik rumah tersebut. Lalu ada rumah makan seafood Asui yang bangunannya berasal dari rumah milik penambang timah di masa kolonial. Jika mengunjungi tempat ini, kamu pasti bakal merasakan dilempar ke masa tersebut. Rumah dinas Walikota pun merupakan bangunan kolonial Belanda dan masih berdiri gagah nun cantik. Tentu ada cerita sejarah di dalamnya.

Sejak menjadi Ibukota Keredien Bangka, pada tahun 1913, pejabat tinggi Belanda mulai menempati rumah dinas Walikota ini. Rumah yang kerap disebut “Rumah Besar” oleh masyarakat Pangkalpinang terletak di Jalan Merdeka dan terdiri dari 10 pilar yang tinggi dan besar. Memang rumah yang besar karena juga memiliki 4 paviliun. Jika kamu datang ke Kota Pangkalpinang, pasti kamu melewatinya dan bisa melihatnya.

Dan masih banyak lagi bangunan-bangunan bersejarah yang bisa menjadi obyek wisata Kota Pangkalpinang. Informasi lain yang tak kalah kecenya,  Pangkalpinang akan sering melakukan kegiatan bertaraf nasional maupun internasional sebagai ajang promosi kunjungan pariwisata. Contohnya lomba Motor GP dan Festival Perkusi Internasional.

Jalanan Kota Pangkalpinang
Jalanan Kota Pangkalpinang

Sedikit saran dari saya,  tepi jalanan ini atau pinggirnya saya lihat bisa lebih dirapikan lagi. Apalagi untuk menyambut wisatawan asing, hal detil juga perlu diperhatikan.

Tunggu cerita saya berikutnya tentang Pesona Pangkalpinang

10 COMMENTS