Hong Kong ‘Mencari Teman’ dan Membawa Gaya Hidup di Indonesia

6
790

Hong Kong Trade Development Council mengundang berbagai media mainstream dan blogger dalam press conference “In Style Hong Kong” pada tanggal 14 September 2015, Grand Indonesia, Jakarta. Puluhan pakaian dan aksesoris yang lagi trend diperagakan oleh para model – membawa merk produk yang sudah tidak asing di kalangan masyarakat Indonesia. Pada tanggal 17 September – 19 September 2015 di Jakarta Convention Center, Jakarta, akan menggelar Pameran dan Simposium “In Style Hong Kong” lebih dari 190 perusahaan Hong Kong dengan merk ternama hadir dalam acara ini.

190 perusahaan dengan berbagai produk fashion, jam tangan, gadget, kuliner, toys, elektronik, perhiasan, bisnis konsultan dan lainnya akan berada di stand pameran “In Style Hong Kong”, Jakarta Convention Center. Bahkan Batik Indonesia yang didesain dari Hong Kong turut hadir dengan nama merk “Batik Crossover” – masyarakat Indonesia bisa melihat hasil karya perancang Hong Kong di Skybridge, Grand Indonesia selama 14 September – 20 September 2015 dan Jakarta Convetion Center, 17 September – 19 September 2015.

Tujuan exhibiton dan symposium “In Style Hong Kong” digelar merupakan target Badan/dewan Pengembangan Perdagangan (trade development council) Hong Kong dalam berbagai sektor. Mereka akan ‘membawa’ gaya hidup masyarakat Hong Kong untuk diperkenalkan ke masyarakat Indonesia, sehingga warga Indonesia tidak perlu pergi jauh-jauh ke Hong Kong. Selain promosi, telekomunikasi, investasi dan keuangan, Leung Kwan Ho, Director of Hong Kong Trade Development Council, mengajak perusahaan Indonesia ataupun individu untuk bekerjasama dalam bidang apa pun. Ia juga mengatakan tidak mempunyai target apalagi target dalam hitungan angka pada “In Style Hong Kong”.

Dannie Chiu & Leung Kwan Ho
Dannie Chiu & Leung Kwan Ho

Ucapan Leung Kwan Ho diperkuat juga oleh Dannie Chiu, Regional Director Southeast Asia and India Hong Kong Trade Development Council, “Kami tidak mencari angka tinggi. Yang utama adalah  hubungan jangka panjang. ” Tidak sekedar saling mencari investor tapi lebih dari itu.

Kami mencari teman. Indonesia bisa berbagi tentang apa pun, begitu pula Hong Kong. Menjadi teman dan saling berbagi. Itu yang terpenting.” – Dannie Chiu yang menyukai Indonesia dan telah 2 tahun bolak-balik Indonesia-Hong Kong.

Berbagi dalam hal apa pun. Jika Anda punya keahlian di bidang grafis, siapa tahu kami bisa mengajak Anda untuk bekerjasama, begitu pula sebaliknya. Contohnya saja Batik, perancang Hong Kong menggunakan desain Batik untuk koleksi fesyen-nya yang material dan didesain oleh mereka. Ini menunjukan Hong Kong juga turut memasarkan Batik yang berasal dari Indonesia.   Karena itulah, Dannie Chiu beserta negeri Hong Kong mengundang new trader, perusahaan besar maupun kecil, individu, dan masyarakat untuk datang ke event exhibition dan symposium “In Style Hong Kong” di Jakarta Convention Center.

Indonesia merupakan negara pertama yang dipilih Hong Kong untuk mengadakan event besar ini. Bukan Singapura, Amerika ataupun Cina yang dikenal banyak memproduksi produk fashion, elektronik, dan gadget. Masyarakat muda Indonesia (young people) adalah target yang sangat potensial bagi Hong Kong. Memang, mereka kaum yang cerdas memilih dan selalu mencoba. Dalam gaya hidup pun, anak muda di Indonesia kerap mencari tahu dan ingin merasakan suatu hal yang baru. Bisa dikatakan daya beli kaum muda Indonesia cukup tinggi. Ucapan Dannie Chiu dan Leung Kwan Ho terhadap kaum muda Indonesia yang merupakan target pasar potensial, tidaklah salah.

Men Fashion-by Sari Novita

Lihat saja gadget yang dipakai oleh kaum muda Indonesia sekarang ini, rata-rata keluaran terbaru dan canggih. Begitu juga soal fesyen, kaum muda memang tidak mau ketinggalantrend – mereka suka mencari tren baru dan hits di kalangan muda – bahkan, tidak sedikit kaum muda Indonesia yang telah berkarya dan berprestasi – dan keinginan menjadi trend center/trendsetter sangatlah tinggi. Di bidang animasi pun, kaum muda Indonesia telah banyak dikenal keahliannya di tingkat dunia.

Soal kuliner, tidak diragukan lagi kaum muda maupun masyarakat Indonesia memang doyan makan, makanan apa pun pasti dicicipi, apalagi kuliner yang unik, menarik, dan belum ada di Indonesia. Hong Kong sepertinya tahu persis keahlian berkarya dan selera kaum muda di Indonesia. Barangkali, Dannie Chiu juga telah meriset situasi konsumer di Indonesia selama 2 tahun ini. Dan siapa tahu di event ini, kaum muda dan kaum Indonesia lainnya bisa memperkenalkan dan membawa kuliner Indonesia (selain rendang) ke negeri Hong Kong dan pasar Internasional

Event ini tidak berbeda bila dianggap sebagai “pertukaran” yang tentu terselip segi bisnis di dalamnya. Apa yang Hong Kong lakukan tidaklah salah, malah cukup cerdas mengambil pangsa Indonesia untuk diajak kerjasama di bidang apa pun. Target “mencari teman” merupakan kunci marketing yang tidak bisa disepelekan – menjadikan klien sebagai teman adalah suatu langkah atau konsep para marketer dalam meraih kesuksesan menggaet konsumen. Kita tidak akan pernah tahu apa kebutuhan dan keinginan klien, bila tidak mengenalinya lebih dahulu. Menjadikan klien sebagai teman  merupakan pintu mendapatkan kepercayaan. Jika tidak ada trust, maka tidak ada ‘deal‘. Kepercayaan muncul di antara hubungan pertemanan, meski hal ini terkait hubungan bisnis.

Dalam hubungan antarteman, selain mengetahui kebutuhan dan keinginannya, kita juga dapat mengenali sifat dan karakter. Sifat dan karakter inilah yang membuat orang bisa percaya/trust. Dan cara paling mudah ialah menjadi teman, yang kemudian menjadi rekan bisnis. Untuk berkenalan atau mendapatkan rekan bisnis, tentu kita harus berteman lebih dahulu.

Selain “mencari teman”, konsep simposium yang bakal diadakan pun, ialah suatu cara untuk menembus pasar internasional. Bukan hanya Hong Kong yang diuntungkan, tapi juga Indonesia. 5 sesi thematik (tematik) yang diadakan mengangkat jasa/pelayanan di bidang keuangan, hukum dan arbitrasi, desain dan merk jasa, digital marketing, dan ICT services untuk memperkuat jalinan pertemanan, kerjasama, dan bisnis. Suatu agenda event yang saling menguntungkan kedua pihak, Indonesia dan Hong Kong.

Konsep Exhibition dan symposium merupakan suatu konsep yang perlu ditiru Indonesia sebagai salah satu cara mempromosikan Indonesia dalam berbagai bidang. Indonesia juga bisa membawa gaya hidup Indonesia ke pangsa Internasional dengan mengadakan konsep pameran seperti ini. Mungkin banyak mengeluarkan biaya, namun mengapa tidak dijalankan dibanding mengeruk kekayaan Indonesia, lalu dibawa pendapatan atau hasilnya keluar ke negeri “antah berantah”. Indonesia memiliki kekayaan alam dan sumber daya manusia yang telah lama dilirik oleh negara asing. Jika kita  cerdik, kehidupan perekonomian Indonesia bisa di atas rata-rata ekonomi masyarakat dunia. Bukan menjual negara beserta hasil kekayaan dan fasilitasnya ke luar negeri, tetapi menjaga dan melestarikan demi kesejahteraan rakyat Indonesia.

Tidak heran banyak dari sebagian masyarakat Indonesia yang memasarkan karya atau produknya ke pasar internasional dengan cara dan jalannya sendiri, karena Pemerintah kurang mendukung. Lucunya, sumber daya manusia asing malah dibuka luas untuk ke Indonesia, bukan memajukan SDM Indonesia sendiri. Padahal, tingkat pengangguran di Indonesia semakin meningkat. Ke mana Pemerintah Indonesia?!

Untungnya, Hong Kong Trade Development Council mengajak Pemerintah untuk membuka kesempatan bisnis dan memperkenalkan gaya hidup masyarakat Hong Kong dalam pameran besar yang dilaksanakan di Indonesia ini. Semoga hubungan ini benar-benar saling menguntungkan, tidak negara Hong Kong saja yang “lebih” diuntungkan. Indonesia harus punya porsi keuntungan yang sama!

Women Fashion-Hongkong-by Sari Novita

women fashion-Hong Kong In Style-by Sari Novita

 

 

Sumber foto : Dokumen Pribadi

Tulisan ini juga saya publish di Tempo.indonesiana.com

6 COMMENTS